Total Tayangan Halaman

Minggu, 23 Desember 2012

MUSKERNAS III & PERUMUSAN NDP PMII

Musyawarah Nasional merupakan salah satu forum permusyawaratan dalam PMII sebagaimana di atur dalam AD/ART Bab VI Pasal 8 Ayat 3. Sampai pada periode kepemimpinan sahabat Abduh Padare, PB PMII telah melaksanakan mukernas sebanyak tiga kali. Yang pertama diadakan pada tanggal 21 – 26 Nopember 1967 di Jakarta, yang kedua diadakan  di Semarang jawa tengah, dan yang ketiga didadakah di Bandung Jawa Barat pada tanggal 1 – 5 Mei 1976. Forum Musyawarah Nasional III ini memutuskan hal-hal sebagai berikut :
  • Penyusunan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan PMII
  • Penyusunan Pola Dasar Perjuangan PMII
  • Rumusan Garis-Garis Besar Pembinaan Organisasi
  • Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pemilu
    1)     Penyusunan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan PMII.
    Seperti kita ketahui bahwa PMII berdasarkan Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal-Jama’ah (kini Pancasila) dalam setiap gerak langkahnya harus dimotivisir oleh nilai-nilai Ahlussunnah Wal-Jama’ah tersebut. Tetapi nilai-nilai itu bagi warga pergerakan khususnya masih banyak berserakan dalam kitab-kitab kuning maupun tersimpan dalam benak para Ulama yang menjadi panutan PMII. Tentu saja hal ini akan menyulitkan warga pergerakan yang masih awam terhadap nilai-nilai Aswaja, disamping menyulitkan rujukan penyusunan langkah kerjanya.
    Adanya dilema ini, apalagi setelah menyatakan diri sebagai organisasi Independen, maka rekrutmen anggota tidak lagi melalui pendekatan ideologi maupun kultural historis, tetapi memakai pendekatan program. Konsekwensi dari pendekatan ini terjaringnya anggota PMII yang sama sekali belum, bahkan tidak berlatar belakang Aswaja. Pada gilirannya hal ini akan dapat membahayakan kederisasi dan fanatisme berorganisasi. Maka untuk mengatasi persoalan ini, Musyawarah Nasional III PMII menyusun kerangka nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) PMII sebagai berikut :
    a)     Urgensi NDP Bagi PMII
    Sejalan dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhan PMII di masa kini dan Mendatang, terdapatnya penjabaran yang jelas dari azas organisasi PMII yaitu Islam yang berhaluan Aswaja dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dirumuskan. NDP PMII tersebut dibutuhkan dalam kerangka memberi arah dan motivasi, memimpin tingkah laku warga pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenaran terhadap apa yang akan dan mesti dilakukan untuk mencapai tujuan perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya organisasi ini.
    b)    Posisi NDP PMII
    Islam sebagai keyakinan mutlak bagi segenap warga PMII menempati posisi tertinggi di dalam memberikan tuntunan hidup dan kehidupan. Sementara itu, Aswaja sebagai metode penghayatan/pemahaman ajaran Islam tersebut, merupakan hasil penyerapan dari keduanya. NDP PMII adalah pilihan terbaik untuk keduanya, menuju perwujudan cita-cita pergerakan.
    c)     Pengertian NDP PMII
    Yang dimaksud dengan NDP PMII adalah suatu kebulatan tekad, pandangan yang secara sistematis merupakan cermin dari keyakinan Islam yang berhaluan Aswaja untuk memberikan alas pijak dalam memberikan arah tingkah laku PMII sebagai suatu kelompok sosial untuk mencapai cita-cita perjuangan.
    d)    Kerangka Permasalahan NDP PMII
    Dalam rangka keperluan perumusan NDP PMII, disusunlah kerangka permasalahan sebagai berikut :
     1.     Mukaddimah
    2.     Dimensi hubungan Manusia dengan Tuhan

    3.     Dimensi hubungan Manusia dengan manusia

    4.     Dimensi hubungan Manusia dengan Alam

    5.     Dimensi masalah dengan Ilmu Pengetahuan

    6.     Kesimpulan.

     
    Selanjutnya penyusunan kerangka dasar NDP PMIIini diserahkan kepada tim yang bertanggung jawab kepada PB PMII, namun sayang, disebabkan kelemahan-kelemahan mekanisme kerja dan faktor-faktor lain, hingga kongres PMII ke VIII di Bandung Jawa Barat, penyusunan NDP PMII tersebut belum dapat diwujudkan.
    2)     Penyusunan Pola Dasar Perjuangan PMII
    Pola Dasar Perjuangan PMII merupakan landasan perjuangan atau dapat dikatakan sebagai GBHN-nya PMII. Bagi PMII sendiri tersusunnya PDM PMII merupakan hal yang baru, mengingat pada masa-masa sebelumnya PMII tidak memiliki landasan perjuangan yang bersifat baku dan operasional kecuali pokok-pokok pikiran yang lebih dekat pada nilai-nilai teoritis filosofis. Secara garis besar Perjuangan PMII memuat:
    a)      Pengertian
    b)      Hakekat perjuangan
    c)      Arah dan sasaran perjuangan PMII
    d)     Ruang lingkup Perjuangan PMII
    e)      Pola dasar operasional perjuangan PMII
    3)     Rumusan Garis-Garis Besar Pembinaan Organisasi
    Jika dalam pola dasar perjuangan PMII lebih menitik beratkan pada perjuangan PMII yang bersifat ekstern, atau dikenal dengan istilah partisipasi, maka garis-garis besar pembinaan orgainsasi ini lebih menekankan diri pada pijakan organisasi dalam rangka konsolidasi organisasi atau pengkaderan. Secara garis besar isi dari GBPO ini adalah sebagai berikut:
     a. Masalah Pengkaderan
    Permasalahan ini menyangkut masalah pengkaderan, baik itu pernyataan yang berisi bahwa pengkaderan harus memperoleh prioritas dalam aktivitas programnya, pendekatan yang digunakan, maupun orientasi dari pengkaderan itu sendiri serta pedoman/petunjuk pelaksanaan pengkaderan yang dipergunakan.
     b.     Masalah Kepemimpinan
    Kepemimpinan yang diharapkan PMII adalah kepemimpinan yang harus mampu memnjiwai sifat pergerakan, yakni kekeluargaan, kemahasiswaan, kemasyarakatan dan Independen. Sejalan dengan sifat-sifat organisasi tersebut kepemimpinan PMII dituntut untuk senantiasa responsif dan argumentatif serta dukehendaki pula adanya keterbukaan untuk regenerasi seluas-luasnya.
    c.      Pembentukan Wadah Alumni
    Untuk meningkatkan partisipasi aktif paraalumni, Mukernas III PMII memutuskan membentuk wadah Alumni yang dinamakan “Keluarga Alumni PMII”. Pembentukan wadah itu ternyata mengalami hambatan, sehingga sampai dengan pelaksanaan kongres PMII yangke VIII, wadah ini belum menampakkan hasil yang diharapkan. Suatu analisa, bahwa hal itu dikarenakan adanya jurang pemisah antara alumni yang berorientasi ideologis dengan mereka status, sehingga diantara mereka masih terasa sulit untuk dijembatani, suatu pertautan kembali seperti ketika mereka hidup dalam satu wadah pergerakan.
    d.     Langkah-langkah Rekrutmen Anggota Baru
    Langkah inilebih mengarah pada rekrutmen anggota baru yang berlatar belakang keluarga santri intelektual disamping pada cara tradisional PMII, yang memang selalu bersumber pada keluarga santri pedesaan.
    e.      Usaha Pencarian Sumber Dana
    Musyawarah Nasional III berhasil merumuskan, baik secara komersial maupun secara tradisional yang dikaitkan dengan pengembangan pergerakan.
     4)     Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pemilu
    Menghadapi pemilihan umum ketiga (1977, Musyawarah Nasional III berhasil memutuskan pokok-pokok pikiran  berkenaan dengan akan dilaksanakannya pemilu 1977. Pokok-pokok pikiran dimaksud, selengkapnya adalah sebagai berikut :
  • Pemilihan umum bagi warga pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan peristiwa Penting dan dihormati, yang pelaksanaannya harus mampu mencerminkan sepenuhnya aspirasi rakyaatIndonesia.
  • Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berpendapat bahwa pemilu adalah sarana untuk menciptakan suatu sistem kenegaraan dengan sebuah pemerintahan, ialah suatu negara hukum yang demokratis. Karena itu pemilu 1977 harus mampu berdiri diatas prinsip-prinsip tersebut dengan melaksanakan aturan permainan yang telah disepakati.
  • Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia memandang bahwa fungsi pemilu harus betul-betul dihayati sebagai suatu keseimbangan antara sarana sosialisasi politik, sarana demokratisasi, dan sarana legitimasi. Sarana sosialisasi politik adalah menjadikan pemilu sebagai wadah pendidikan politik bagi warga negara Indonesia, sehingga mereka mampu menjadi warga negara yang memahami hak dan kewajibannya. Sarana demokratisasi, yakni sebagai wadah penyaluran kehendak yang sebenarnya dari bangsa Indonesia. Sedangkan sarana legitimasi adalah proses pemberian kekuasaan yamng sah bagi kekuatan yang memperoleh kemenangan dalam pemilu.
  • Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia akan berpartisipasi dalam pemilu 1977 dengan mengutanakan tujuan-tujuan luhurnya daripada pencapaian kemenangan yang sifatnya praktis dan sementara serta mampu mewujudkan proses regenerasi kepemimpinan bangsa.
Sumber: PMII Dalam Simpul-Simpul Sejarah Perjuangan

1 komentar: